BOGOR – Untuk pertama kalinya Royal Enfield Indonesia mengadakan riding pelestarian budaya. Diselenggarakan pada, Kamis (14/4/2022) menggunakan Royal Enfield All New Classic 350 rombongan bertolak dari Flagship Store Royal Enfield Pondok Indah di Jln. Sultan Iskandar Muda No. 55c, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Kampung Budaya Sunda Sindang Barang (KBS) di Bogor.
Kampung Budaya Sunda Sindang Barang merupakan entitas yang memegang dan mensosialisasikan budaya Sunda. Dibawah pimpinan Abah Maki Sumawijaya kehadiran kampung budaya ini diharapkan dapat terus melestarikan adat dan budaya Sunda di tengah perkembangan teknologi dan masuknya kebudayaan dari luar Indonesia.
“Kegiatan riding budaya bareng jurnalis dan All New Classic 350 ini kami tujukan untuk memperkenalkan nilai budaya 100% asli Indonesia. Saya sendiri merasakan ketika tiba di Kampung Budaya Sindang Barang merasa itu adalah rumah sendiri. Apalagi penerimaan dari tuan rumah serta pelayanan yang ramah begitu mengena di hati saya,” ungkap Bimo Sulistyo, Rides and Community Manager Royal Enfield Indonesia.
Ngabuburit ala Royal Enfield Classic dengan KBS
Kampung Budaya Sunda Sindang Barang
Rombongan tiba di lokasi sekitar jam 3 sore, tidak lama setelah melakukan adzan ashar seluruh peserta disambut oleh tim KBS. Sebelum diajarkan membuat wayang dari daun, membuat batik, melakukan permainan tradisional, dan membuat sandal peserta diberikan wawasan tentang asal usul dan sejarah kesundaan.
Sedikit kisah yang disampaikan adalah bahwa Sunda itu pada zamannya memiliki kepercayaan atas Tuhan tersendiri, Tuhan yang Esa berikut dengan kitab, dan nabinya tersendiri. Untuk lebih lengkapnya Abah Maki Sumawijaya menyampaiakan semua itu tertuang dalam kita/ buku yang sampai saat ini disimpan oleh pemerintah Kota Bogor.
Ngabuburide Royal Enfield Classic
Perjalanan menuju KBS sangat mudah dijangkau, mengingat lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Bogor. Meski sedikit melewati perkampungan, menanjak dan melewati turunan All New Classic 350 yang digunakan selalu mampu melintasinya.
Apalagi Road Captain (RC) pilihan Royal Enfield yakni Raviq Djoemhana yang memimpin perjalanan dengan mengarahkan para jurnalis peserta riding untuk menikmati perjalanan. Kecepatan kendaraan pun dirasa ideal untuk jarak pendek seperti Jakarta ke Bogor tersebut. Meski demikian godaan yang terasa adalah rasa haus dahaga yang terpancing suhu udara yang sedang panas.
Sementara dalam menghadapi kemacetan di sepanjang Ciputat, Parung, Kemang, dan Kota Bogor bobot 195 kg All New Classic 350 masih lincah untuk diajak bermanuver. Hal tersebut setidaknya didapatkan dari segitiga riding position yang sudah diatur oleh para engineer Royal Enfield.
Disaat sedang suntuk menghadai macet sesekali berdiri sambil berkendara, dan ternyata footstep yang terpasang di All New Classic menopang kaki dan bobot badan dengan baik. Apalagi posisinya sekarang sudah bisa dilipat, jadi jika terbentur atau “amin-amit” jatuh pijakan kaki rider tidak patah. Fungsi yang lainnya adalah dengan fitur lipatnya tersebut dapat digunakan untuk berdiri sempurna tanpa harus ngangkang. ##