JAKARTA – Â Merek motor Suzuki memiliki spesifikasi khusus dan khusus untuk para penikmat khusus. Seperti halnya Suzuki Burgman 400 yang hanya satu di Indonesia yakni milik Sukarno Salim, seorang pebisnis sekaligus pecinta bersepeda .
Burgman 400 lansiran tahun 2008 itu sejatinya ada dua unit di Indonesia, namun satu lagi masih off the road dan belum mengaspal sama sekali. Sukarno atau yang akrab disapa Pakde Karno untuk mendapatkan motor tersebut resmi dari Suzuki Indonesia.
Suzuki Burgman 400 2008
SpesifikasiÂ
AN 400 atau Suzuki Burgman 400 dibekali dengan mesin silinder tunggal 4 tak DOHC. Tenaga dari mesin disalurkan melalui CVT. Rasio kompresi dari motor dari motor ini adalah 10.6:1. Jarak sumbu roda 1.585 mm dengan bobot kendaraan seberat 202 kg dan jarak dari permukaan tanah ke jok hanya 695 mm.
Kapasitas tangki bensin sebesar 13 liter yang mumpuni untuk diajak berkendara ke luar kota. Meski belum memiliki fitur ABS namun sistem pengeremannya sudah menggunakan dua cakram hidrolik untuk roda depan dan satu cakram hidrolik untuk roda belakang. Tenaganya sendiri tercatat sebesar 33 hp.
Pengalaman Pengguna Suzuki Burgman
Pakde Karno jatuh hati dengan Burgman bukan hanya yang 400cc saja melainkan juga pada versi 200cc. Bahkan meminang Brugman 400 karena merasa puas dengan yang 200 cc lalu memutuskan untuk menambahnya denganasi lebih besar yaitu AN 400.
Meski tidak panatik dengan motor keluaran Suzuki, Pakde Karno menilai Brugman 400 meski berbadan besar namun sangat nyaman saat diajak menikung dan bermanuver pun sangat mudah. Pengalaman lain pria berusia 60-an tahun ini terhadap Burgman 400 adalah karena motor ini menciptakan aman, nyaman dan tidak banyak orang yang memilikinya.
Kestabilan membuat Maxi Scooter ini sampai jalanan tidak bergelombang . Jok yang lebar membuat boncenger merasa nyaman bahkan sampai pernah dibawa ke Bali berboncengan dengan sang istri. Sekedar untuk melakukan perjalanan jauh bersama moge dual purpose Motor 500 cc ini masih dapat diperoleh.
Pria yang hobi bermotor sejak usia 9 tahun ini dan sering ikut balapan gastrek di kampungnya sana merasakan sensasi tersendiri saat bersepeda. Bahkan meski sudah memiliki mobil Campervan Pakde Karno lebih merasa pashionnya tersalurkan melalui sepeda motor.
Kenikmatan dari motoran yang saya rasakan adalah dapat melepaskan penat, setidaknya pengalaman kerja selama dua puluhan tahun dapat hilang penatnya saat melakukan riding. Bahkan jika berkeliling, saya lebih menikmati berada di barisan belakang, jadi ketika ada pemandangan dan spot foto, serta tempat kuliner yang menarik dapat berhenti dulu.” ungkap Pakde Karno yang beberapa bulan kedepan akan melakukan tur di Turki dan beberapa negara sekitar.
Disaat menceritakan pengalaman touringya ke luar daerah Jawa, Pakde Karno menyampaikan bahwa ada keseruan tertentu yang dapat berinteraksi dengan masyarakat yang dilalui. Misalnya saja saat ia menumpang istrahat di rumah warga daerah Sibirok, niatnya hanya selonjoran tapi pemilik rumah menawarinya bantal. ##