SELANGOR – Produsen kendaraan listrik asal Malaysia Tree Technologies Sdn Bhd (Treeletrik) dan anak perusahaannya Ideanomics memasuki pasar Indonesia via dua distributor PT Pasifik Sakti Enjiniring dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Dua distributor akan menjual 200.000 unit sepeda motor listrik Treeletrik di Indonesia. Kemitraan bisnis ini akan berdurasi selama tiga tahun.
“Treeletrik adalah pelopor yang menghadirkan sepeda motor listrik orisinal dari Malaysia ke ASEAN dan kawasan lainnya, serta merintis moda mobilitas baru. Kami gembira memperluas jangkauan kami ke tingkat regional. Lewat kemitraan dengan PT Pasifik Sakti Enjiniring dan PBNU di Indonesia, kami menyediakan moda transportasi yang ramah lingkungan, aman, dan terjangkau berkat teknologi EV yang canggih. Sepeda motor kami yang 100% bertenaga listrik menawarkan penghematan biaya dalam jangka panjang kepada pelanggan, dan, lebih penting lagi, berkontribusi terhadap dampak positif bagi lingkungan hidup,” kata CEO Treeletrik, Datuk Viswananthan Menon.
PT Pasifik Sakti Enjiniring juga memiliki merek sepedamotor listrik, MOLINUS (Motor Listrik Nusantara). Sebuah usaha patungan juga tengah direncanakan antara Treeletrik dan PT Pasifik Sakti Enjiniring. Usaha patungan ini akan dibentuk untuk mengelola pabrik perakitan di Indonesia guna mengantisipasi pesatnya permintaan sepedamotor listrik. Langkah tersebut kelak menjadi aspek penggerak bagi perekonomian Indonesia, yaitu melalui pengembangan SDM, peluang pekerjaan, dan alih teknologi.
Produk-produk asal Malaysia ini telah meraih sertifikat UNECE WP.29 di Eropa dan Malaysia, kelak dilengkapi teknologi baterai lithium jenis quick swap yang menjadi andalan Treeletrik. Dengan kecepatan rata-rata yang berkisar 65-90 km/jam, sepedamotor listrik ini dapat menempuh jarak 85-120 km.
Sejalan dengan Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai yang digagas pemerintah Indonesia, mitra-mitra Treeletrik di Indonesia merasa optimis tentang tingkat permintaan produk, dan menetapkan target penjualan sebanyak 10.000 unit pada 2021, serta 200.000 unit pada 2023. Kontrak kerja sama yang selengkapnya akan dicantumkan dalam formulir 8-K.
Saat ini perusahaan Malaysia ini sudah berada di negara-negara ASEAN termasuk Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Singapura, Brunei, dan Indonesia. ##
Discussion about this post